REJANG
Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti tentang
masyarakat Rejang yang umumnya didasarkan pada Informasi-informasi dan
cerita-cerita lisan turun-temurun dari orang-orang tua Rejang, karena
tidak ditemuinya catatan tertulis, yang dapat dijadikan rujukan baik
berupa manuskrip atau prasasti maupun catatan-catatan pribadi para
pemimpin zaman dahulu atau orang tertentu dari nenek moyang orang
Rejang. Seperti antara lain Jhon Marsden yang merupakan seorang serjana
inggeris pada tahun 1779 M yang menulis buku dengan judul “The History
Of Sumatera”, kemudian Mohammad Hoesein yang merupakan putra Asli Rejang
dari anak pangeran Kota Donok Lebong pada tahun 1960-1966 M yang
menjabat sebagai Gubernur Sumatera Selatan, dimana dituangkan dalam
naskah yang berjudul “Tembo dan Adat Rejang Tiang IV”. Tak hanya itu DR
hazairin Putra Bengkulu pada tahun 1932 dalam rangka penyusunan
Desertasinya yang berjudul “De Rejang” yang kemudian dibukukan oleh M.A
YAspan seorang serjana Australia dari Australia National University yang
mengadakan penelitian pada tahun 1961-1963, yang dituangkan dalam
bukunya “From Patriliny To Matriliny, Structural Change Amongst The
Rejang Of Southwest Sumatera” serta yang paling terahir Prof DR Richard
Mc Ginn, yang merupakan Guru Besar Ohio University, USA.
Namun dari keempat penelitian tersebut tidak ada satupun yang menyimpulkan secara konkrit tentang asal mula dari mana datangnya nenek moyang Suku Rejang, akan tetapi secara umum mengindikasikan suku rejang berasal dari india belakang (Semenanjung Vietnam) karena berdasarkan kepada teori tentang asal usul nenek moyang bangsa indonesia adalah para manusia perahu dari india belakang yang mencari daerah baru kepulauwan nusantara pada abat ke 2 M yang berlayar dari pantai barat sumatera, dan mereka menduduki sungai ketahun kemudian menetap dilebong yang waktu itu bernama Renah Sekelawi-pinang belapis, akan tetapi secara jelas, keempat penelitian tersebut hanya menyimpulkan bahwa orang Rejang berasal dari empat kelompok manusia yang ada di daerah Lebong yang mula-mula dipilih oleh para Ajai.
Sedangkan penelitian yang terahir oleh Prop DR Richard Mc Ginn tahun 2006 menyimpulkan bahwa asal usul orang Rejang adalah daerah Tonkin Indochina, (India Belakang) yang sekitar 1200 tahun yang lalu melalui Kalimantan mereka pindah ke sumatera, pada waktu itu, mereka berlayar menuju serawak (Kalimantan Utara) dan sebagian menetap disana hingga sekarang keturunan mereka masih tetap berbahasa Rejang, dan disana juga ada sebuah sungai yang bernama sungai Rejang. Dari sana mereka berlayar melalui pulau Bangka dan Belitung, menuju memudiki sungai Musi kemudian menyimpang ke kanan memudiki sungai rawas hingga ke daerah yang paling hulu, sebagian ada yang tinggal di sana, terahir mereka memudiki sungai rawas dan menuju Gunung Hulu Tapus sehingga menetap disana.
Teori yang diungkapkan oleh oleh Prop DR Richard Mc Ginn tahun 2006 ini ternyata sama dengan apa yang dicerita-cerita oleh orang tua Rejang bahwa nenek moyang Orang Rejang pertama kali tinggal di sekitar danau besar di Gunung Hulu Tapus. (salah satu naskah tentang ini masih disimpan oleh Bapak Rattama, yang merupakan Imam Desa Suka Kayo Kabupaten Lebong).
Diperkirakan, setelah melewati masa yang lama mereka tinggal di dekar sebuah danau yang besar tersebut, anak keturunan mereka turun ke dataran rendah tapus di sebuah dusun Suka Negeri (sekarang) kemudian keturunan mereka menyebar dan akhirnya terdiri dari empat kelompok yang menetap di dusun, masing-masing dipimpin oleh Ajai. Empat kelompok inilah yang menjadi cikal bakal Rejang Tiang Empat lima Raja, yang sangat terkenal dalam nama Tembo Rajo.